Tidak ada suara terompet,tidak ada dentuman petasan,tidak ada kembang api di langit,tidak ada antrian mobil dan kendaraan bermotor lainnya di POM Bensin,tidak ada kemacetan di jalan raya yang mengakibatkan polisi berulangkali meniupkan sempritannya.
Bahkan,masyarakat sekitar pun melaksanakan aktifitasnya seperti biasa,ini keadaan sebenarnya di awal pergantian Tahun baru 2009 di cairo Mesir,ini beda jauh dengan keadaaan sebenarnya yang ada di indonesia terutama di kota- kota besar,menjadikan Fantasy tersendiri di setiap awal pergantian Tahun,Entah siapa yang memulai dan sejak kapan ivent- ivent seperti itu di laksanakan oleh sebagian besar masyarakat kita? Yang herannya,Di indonesia memiliki banyak sekali ivent- ivent yang harus di peringati baik itu yang berskala kedaerahan maupun Nasional dan bisa di terima oleh semua masyarakat indonesia, mungkin ini menjadi kebanggan tersendiri bagi kita sebagai kesatuan Negara Republik Indonesia.
Banyak sekali ivent- ivent yang harus di lewati oleh semua warga dan ini sudah menjadikan sebuah keharusan untuk di laksanakan,sehingga jika tidak di laksanakan seolah- olah kita melanggar pelanggaran yang sangat berat dalam KUHP,bahkan menjadikan kita kaum terkucil di dalam Masyarakat sekitar.
Misalnya, perayaan Mudik lebaran,hari ketupat(JAWA TIMUR),Wetonan,seribu hari orang meninggal, seratus hari orang meninggal,3 harinya orang meninggal, 7 harinya orang meninggal,Mauludan, Rajaban,dan masih banyak lagi hal yang menjadikan kita bangga dengan berbagai perbedaan bentuk kebudayaan yang ada di negara kita.
Di Cairo, sejauh ini penulis tidak melihat adanya ivent- ivent yang menjadikan sebuah kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam sebuah tatanan masyarakatnya kecuali seperti yang barusan lewat di depan Rumah, yaitu sebuah iring- iringan Penganten yang di tandai dengan membunyikan klaksound mobil berkali- kali dan dengan teriakan para pengikutnya seperti halnya terikan orang- orang badui terdahulu.
Di sini,tidak ada yang namanya Mudik lebaran,peringatan 3 harinya orang meninggal dunia dan sebagainya.Bahkan di 2 hari Raya pun, hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha pun tidak terlihat pawai kendaraan seperti halnya Takbir keliling di Negara kita,Aneh memang Negara kita,Tapi aku bangga menjadi anak Indonesia dan menghargai Pluralitas yang ada di dalamnya.
Login citos
RUTE DOMESTIK
RUTE INTERNATIONAL
Labels: Catatan Ringan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment