Sang Pecundang Tangguh

sebuah harapan dan cita-cita yang datang dari sebuah niat yang iklas, itu lebih baik daripada harus memaksakan diri kita untuk melaksanakan kehendak orang lain, siapapun itu!seperti aku..., bak seekor keledai yang bodoh,yang sudah lama tidak pernah di mandikan oleh si tua yang mengeluarkan dahaknya tatkala beliau sedang menghisap klintingan dedaunan yang sengaja di kerigkan melului proses yang panjang,betapa malangnya nasib si tua yang saya yakin jejak itu juga di ikuti oleh si tua- tua lainnya yang selama berabad-abad di bohongi oleh para tuan takur si pemilik tanah yang lapang untuk mengais pedati dengan cucuran keringat yang rasa asinnya mulai beralih ke rasa pahit,....Si tua senasib dengan ku bak seekor keledai yang bodoh!bedanya si tua menghisap sisa sisa dedaunan dari hasil kwalitas yang no.1 yang sudah di kirim ke beberapa negri di awan sana yang itu merupakan kebanggaan bagi bangsa yang seutuhnya di miliki oleh kaum pemilik modal.( tanpa melihat anak bangsanya sendiri mengeluarkan dahak.......!!!).
Begitu juga aku, tanpa di sadari aku terlelap di bawah ketek seorang pecundang yang belum tahu bahwasanya mencukur bulu- buluan termasuk bulu ketek adalah perkara yang di sunahkan oleh penguasa jagad raya ini....!bersambung.....!!!